LAPORAN PENGAMATAN JARINGAN HEWAN
BAB I
PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makhluk hidup tidak dapat terbentuk tanpa adanya organ pembentuk makhluk hidup. Sel merupakan unit terkecil pembentuk makhluk hidup, dimana di dalam inti sel terjadi seluruh aktivitas sel. Sel-sel hidup itu bertambah besar, sementara berlangsung pula penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan dan lapisan-lapisan inilah yang akhirnya akan melakukan fungsinya pula dengan demikian terbentuk jaringan (Putjoarianto, 1988).
Struktur tubuh hewan tersusun atas sel, jaringan, organ dan system organ. Berbagai struktur organ akan menyusun individu. Sel hewan adalah unit terkecil secara structural dan fungsional penyusun individu hewan. Untuk mendukung fungsi tersebut sel tersusun oleh organel. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama terdapat tempat jaringan utama penyusun individu, yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf (Campbell, 2003)
Sel-sel penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih dan komplex. Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Ada empat jaringan utama pada hewan yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf, Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga. Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang antar sel yang biasanya berisi subtansi interseluler disebut matriks. Jaringan epitel ini dibuat dari sel-sel memadar yang tersusun dalam lapisan pipih (Campbell, 2003).
Keberagaman bentuk dan fungsi jaringan misalnya terletak pada bentuk sel-sel penyusunnya atau struktur organel-organel penyusun jaringan tersebut (Waluyo, 2006: 72).
Berdasarkan uraian diatas maka pentinglah dilakukan praktikum ini guna untuk mengetahui dan mengenal jaringan hewan melalui pengamatan preparat awetan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada
praktikum ini adalah agar siswa dapat mengenal dan membedakan jaringan penyusun
tubuh hewan serta mampu menjelaskannya secara tepat dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Dasar Teori
Sel-sel
penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih banyak dan kompleks. Jaringan pada
hewan dibagi menjadi 4 jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat
atau penyambung, jaringan otot dan jaringan saraf (Brotowidjoyo, 1989).
2.1.1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga atau suatu
permukaan bebas. Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak
terdapat ruang. Ruang antar sel yang biasanya berisi substansi interselular
atau juga bisa disebut matriks. Dipandang dari banyaknya lapisan sel yang
menyusunnya, epitel dibedakan atas epitel selapis dan epitel berlapis.
Epitelium kulit melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena
gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan serangan bakteri. (Brotowidjoyo,
1989).
Jaringan
epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan
ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai
fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel
selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium
juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang
dipisahkannya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium.
Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball, 1992).
2.1.2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung
(konektif). Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi
berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya.
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut
matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula
dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu,
fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih.
Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan
jaringan ikat padat (Albert, 1994).
2.1.3. Jaringan Otot
Jaringan otot, pada jaringan ini sel-sel otot disebut juga
serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang
merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang.
Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif melalui mekanisme kontraksi serat
kontraktil. Sel-sel yang menyusun jaringan otot memiliki struktur yang khusus,
antara lain : membran plasma otot (sarkolema), sitoplasma (sarkoplasma), dan
serabut otot (miofibril, yang tersusun dari sarkomer). Jaringan otot dibedakan
menjadi tiga, yaitu : otot polos, otot lurik, dan otot jantung. (Lim, 1998).
Jaringan
ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yang berbentuk serabut-serabut dengan
ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel
tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot
mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai
separuh atau sepertiga panjang normal. (Fahn, 1974).
2.1.4. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai
ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun
oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem
saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu
sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum
endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel
neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel,dendrit dan akson
Merupakan jaringan yang berperan mengirimkan sinyal-sinyal ke seluruh tubuh.
Neuron sensorik berfungsi untuk menerima sinyal dari lingkungan dan
mengirimkannya ke saraf pusat. Neuron motorik berfungsi untuk mengirimkan
sinyal dari saraf psat ke organ lainnya di dalam tubuh.
1.
Alat
·
Mikroskop cahaya
·
Kamera
·
Kaca preparat
·
Alat tulis
2.
Bahan
·
Beberapa preparat
kering berbagai jaringan hewan
2.3. Cara Kerja
1) Meletakkan
preparat pada meja mikroskop
2) Mengamati
preparat kering berbabagi jaringan hewan atau manusia yang telah tersedia
dengan mikroskop
3) Menggunakan
perbesaran 10 x 10, perbesaran 10 x 40
4) Mengambil
gambar atau foto (dari lensa okuler) preparat yang diamati dengan kamera.
2.4. Data
Nama
|
Gambar
|
Jaringan Ginjal
|
.
|
Otot Jantung
|
|
Kelenjar Adrenalin
|
|
Otot Serat Melintang
|
|
Jaringan pada testis
|
2.5. Analisi Data
2.5.1
Jaringan
Ginjal
Fungsi ginjal
adalah tempat untuk membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme
tubuh. Jaringan ikat pembungkus menyelubungi ginjal, terdiri dari:
·
Fasia renal merupakan
pembungkus terluar yang mempertahankan posisi organ.
·
Lemak perirenal adalah
jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal
dan mempertahankan ginjal tetap pada posisinya.
·
Kapsul fibrosa adalah
membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah
dilepas.
·
Hilus adalah tingkat
cekungan tepi ginjal.
·
Sinus ginjal adalah
rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekatan
untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena, arteri renalis, saraf, dan limfatik.
·
Pelvis ginjal adalah
perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga
kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urin pada
ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai 18) kaliks
minor.
·
Parenkim ginjal adalah
jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi
menjadi medula dalam dan korteks luar.
2.5.2
Otot
Jantung
Otot jantung
disebut juga myocardium , Myo artinya otot dan Caridum artinya jantung. Otot
jantung bergerak dibawah kesadaran yang tak dipengaruhi oleh perintah otak atau
saraf pusat.
1. Fungsi
Otot Jantung
·
Membantu memompa darah
keseluruh tubuh
·
Membersihkan tubuh dari
hasil metabolisme (karbondioksida)
·
Sel-sel pada otot
jantung membantu dalam kontraksi sel lainnya
·
Otot jantung
menyediakan cara pemompaan ventrikel pada jantung
·
Otot jantung berfungsi
meremas darah sehingga darah dapat keluar dari jantung saat berkontraksi dan
mengambil darah pada relaksasi
·
Menunjang kerja dari
organ jantung
2.
Ciri-Ciri Otot Jantung
·
Bentuk yang memanjang
·
Mempunyai Inti sel yang
berada ditengah
·
Cara kerja otot jantung
ini berada diluar kesadaran atau tak dipengaruhi oleh otak atau saraf pusat.
·
Serabut jantung
memiliki panjang 50 sampai 100 um, diameter berkisar diantara 14 um.
·
Jumlah serabut otot
jantung kurang lebih 1500 filamen
·
Serabut pada otot
jantung berupa sarkolema dan terdiri atas myofibril-myofibril yang terlihat
berdampingan
·
Otot Jantung terdiri
atas 1 dan 2 inti sel atau bahkan dapat berjumlah 3 dan 4 tetapi itu sangat
jarang
·
Bekerja terus menerus
tampa istirahat.
·
Otot jantung
dipengaruhi oleh saraf otonom yakni saraf simpatik dan safar parasimpatik
·
Bentuk Silindris bercabang
dan menyatu
·
Memilik serabut yang
bercabang-cabang
·
Mempunyai diskus
interkalaris, interkalaris adalah pembatas antar sarkomer
2.5.3
Kelenjar
Adrenalin
Kelenjar adrenal
adalah sepasang kelenjar ductless (tanpa saluran) terletak di atas ginjal
(Gambar 1). Melalui sekresi hormon, kelenjar adrenal mengatur banyak fungsi
penting dalam tubuh, termasuk keseimbangan biokimia yang mempengaruhi pelatihan
olahraga dan respon stres umum. Kelenjar adrenal terdiri dari korteks adrenal
luar dan medula adrenal dalam, yang mengeluarkan hormon yang berbeda.
1.
Korteks adrenal
Korteks adrenal terdiri dari
lapisan sel-sel epitel dan jaringan kapiler yang terkait.
2.
Kelenjar Medula adrenal
Medulla Adrenal mengandung sesuatu
yang besar, sel berbentuk tidak teratur yang berkaitan erat dengan pembuluh
darah. Sel-sel ini dipersarafi oleh serabut saraf otonom pre-ganglionik dari
sistem.
2.5.4
Otot
Serat Melitang
Otot lurik
disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang
gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang.
Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat
berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali.
Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
2.5.5.
Jaringan
Pada Testis
Testis memiliki
dua fungsi, yaitu sebagai tempat spermatogenesis dan produksi androgen.
Spermatogenesis terjadi dalam suatu struktur yang disebut tubulus seminiferus.
Tubulus ini berlekuk lekuk dalam lobulus yang semua duktusnya kemudian
meninggalkan testis dan masuk ke dalam epididimis. Produksi androgen terjadi di
dalam kantung dari sel khusus yang terdapat di daerah intersisial antara
tubulus.
Tubulus seminiferus pada testis
dikelilingi oleh membran basal. Di dekat sisi medial membran basal ini terdapat
sel progenitor untuk produksi sperma. Epitel yang mengandung spermatozoa yang
sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut sebagai epitel seminiferus atau
epitel germinal. Pada potongan melintang testis, spermatosit dalam tubulus
berada dalam berbagai tahap pematangan. Di antara spermatosit terdapat ser
sertoli. Sel ini merupakan satu-satunya sel nongerminal dalam epitel seminiferus.
Sel sertoli
dahulu disebut sebagai sel perawat ketika pertama kali ditemukan sertoli pada
tahun 1865. Sel ini berperan secara metabolik dan struktural untuk menjaga
spermatozoa yang sedang berkembang. Semua sel sertoli berhubungan dengan
membran basal pada satu kutubnya dan mengelilingi spermatozoa yan sedang
berkembang pada kutub lain. Sel sertoli memiliki jari-jari sitoplasma yang
besar dan kompleks yang dapat mengelilingi banyak spermatozoa dalam satu waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan yang penulis lakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama untuk membentuk suatu organ.
2. Jaringan yang dimiliki oleh vertebrata dan manusia ada empat
macam, yaitu : jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan
saraf.
3. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot polos, lurik, dan jantung.
4. Jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epithelium batang (columnar/silindris),
epithelium kubus (cuboidal), dan epithelium pipih (squamous ).
5. Jaringan tulang terklarifikasi menjadi tulang rawan dan tulang
keras.
6. Jaringan darah tersusun atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (keping darah), dan plasma darah.
7. Jaringan saraf berperan mengirimkan sinyal-sinyal ke seluruh
tubuh.
3.2. Kritik dan Saran
1. Setiap
pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal
(sehingga tidak ada kesalahan paralaks). Dalam proses pengamatan objek dengan
menggunakan microskop pengaturan focus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan
agar memperoleh fokus yang tepat sehinnga gambar yang dihasilkan lebih jelas.
2. Jika
pemgamatan menggunakan mikroskop cahaya, usahakan melakakukan pengamatan di
dekat jendela agar memperoleh cahaya yang cukup.
3. Hati-hati
dalam meletakkan preparat agar tidak pecah.
DAFTAR PUSTAKA
creationsfromrainyskits.blogspot.co.id/2013/03/struktur-ginjal-dan-fungsinya.html?m=1
www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-ciri-ciri-otot-jantung.html?m=1#
www.sridianti.com/kelenjar-adrenal-dan-hormon-yang.html