LAPORAN
PENGAMATAN ANATOMI LABA-LABA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Arthropoda adalah filum
yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang,
lipang dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara,
termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh
jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki
beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh
bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas,
anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri
bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui
sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi
dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat
dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan
jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang
mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat,
dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
II. Tujuan
Adapun tujuan yang dilaksanakannya
praktikum ini adalah untuk mengamati hewan laba laba secara morfologi dan
anatomi, dan untuk mengetahui cara membunuh serangga tanpa merusak tubuhnya
BAB II
ISI
I.
Dasar
Teori
Dalam
klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat
dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vermes dan Filum Arthropoda. Yang
termasuk filum vermes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes, dan Annelida.
Sedangkan yang termasuk filum Arthropoda yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta,
dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Kita sebagai makhluk ciptaannya patut
bersyukur dengan apa yang telah di ciptakannya. Di bumi ini, keanekaragaman
hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu
mengklasifikasikannya untuk mempermudah dalam memepelajarinya. Klasifikasi
bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara
melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut.
Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah
mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang dipelajari
serta mempermudah dalam penaman nama ilmiah.
Arthropoda
berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Tubuh artropoda terbagi atas
segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh :
laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki
seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran
tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih
dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk
Arthropoda pun beragam
Hewan
arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan
tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies
hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan
lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan
mengalami pengelupasan.
Kutikula
berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga dan
dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat
gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat
kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh
Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu
membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara
kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh
ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.
Hewan
arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Sitem
peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler
darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Hewan
arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang,
sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan
tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan
sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki
dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga
merupakan tangga tali.
Sistem
pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk
menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta
menggigit seperti pada semut.
Anggota
filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi
arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang
tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan
individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan
bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah,
masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat
dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur
Cara
hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau
simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya
nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat
penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir,
dan padang rumput
Filum
arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan
Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).
1. Crustacea
Crustacea
(dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras.Udang,
lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea
merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi
dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan
Malacostraca.Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup
sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.
Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.
2. Arachnoidea
Arachnoidea
(dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba,
meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh
kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea
bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.
Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun
parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan
menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida
memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini
adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan
memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini
adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila
maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau
tungau (Acarina sp.).
Berikut
adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai,
yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks
(kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks
adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks
(dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang
pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan
pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma)
laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen
terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar
bebas.
Didalam
spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar
benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan
cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras
di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba
bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ
respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.
Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula
Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di
dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi
lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar
ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
3. Insecta
Insecta
(dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung,
jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam
buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di
bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan
satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas
dan ada yang sebagai parasit.
Insecta
sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa
berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki
enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam
25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta
baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh
Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput
memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk
(mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut
palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen
Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu
lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan
pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi
yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus.
Perkembangan
Insecta dibedakan menjadi tiga :
-
Pertama Ametabola
adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan
wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
-
Kedua Hemimetabola
adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang
menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya
sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta
muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur–nimfa (larva) –dewasa
(imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana),
jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
-
Ketiga Holometabola
adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang
sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ;
telur–larva–pupa–dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis
beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya
untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena,
sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur
Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta
ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Berdasarkan
sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
-
Pertama Apterigota
(tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki
antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini
adalah kutu buku.
-
Kedua Pterigota
(bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar
dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal
dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota
dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan
metamorfosisnya. :
·
Orthoptera memiliki dua
pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan
gansir.
·
Hemiptera memiliki dua
pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit (leptocorisa
acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).
·
Homoptera memiliki dua
pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu
daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus)
·
Odonata memiliki dua
pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).
Endopterigota
dibedakan menjadi :
·
Coleptera memiliki dua
pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya kumbang tanduk
(Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica)
·
Hymenoptera memiliki
dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada
sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam
(Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes)
·
Diptera hanya memiliki
sepasang sayap. Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp),
nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat
buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
·
Lepidoptera memiliki
dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya
kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos) Peran
Arthropoda bagi manusia
Berbagai
jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia. Peran
arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang
yaitu sebagai berikut :
·
Sumber makanan yang
mengandung protein hewani tinggi. Misalnya Udang windu (Panaeus monodon),
rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang
(panulirus versicolor.
·
Penghasil madu, yaitu
lebah madu (Apis indica)
·
Bahan industri kain
sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara
yang merugikan manusia anatara lain :
·
Vektor perantara
penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse
sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
·
Menimbulkan gangguan
pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
·
Hama tanaman pangan dan
industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk Perusak makanan.Contohnya
kutu gabah.
4. Myriapoda
Myriapoda
(dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki
banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di
lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya
di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan
antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput
terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang
maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubuhnya
bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.
Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke
trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan
melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua
ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
II.
Alat
dan Bahan
Alat :
·
Lup
·
Pinset
·
Gunting
·
Bak bedah
·
Alkohol
·
Kapas
·
Jarum Pentul
Bahan
:
·
Laba-laba
III.
Cara
Kerja / Prosedur
Adapun cara kerja pada praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Ø Sediakan
alat dan bahan yang akan digunakan.
Ø Berikan
alkohol pada laba- laba dengan menggunkan kapas, agar laba-laba mati.
Ø Rentangkan
laba-laba pada bak bedah dengan menggunakan peniti.
Ø Amati
bagian morfologi laba-laba.
Ø Catat
bagian morfologi sertakan dengan gam bar morfologinya.
Ø Potong
tubuh laba-laba dengan cara simetri Bilateral.
Ø Amati
anatomi tubuh laba-laba.
Ø Gambar
bagian-bagian anatomi pada lembar kerja.
IV.
Data
Struktur morfologi
laba-laba (bentuk tubuh tampak dari luar)
|
Struktur tubuh bagian dalam
laba-laba
|
-
4 pasang kaki
-
Abdomen
-
Spigot
-
Kepala terdiri dari :
·
Sefalotorak
·
Khelisera
·
Pedipalpus
·
8 mata
|
-
Kelenjar racun
-
Tubula malphigi
-
Lambung
-
Usus
-
Jantung
-
Trakea
-
Paru-paru buku
-
Kelenjar Spinneret
-
Kelenjar koskal
-
Tulang belakang
|
I.
Analisis Data
Morfologi
laba-laba :
Tubuhnya
terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior
dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian
sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat
sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang
kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada
mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan
metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ
berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak
spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar
benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung
protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk
benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Anatomi
laba-laba :
Struktur
Anatomi Laba-laba terdiri dari beberapa organ penting. Di daerah sefalotorak
terdapat khelisera, pedipalpi, mata dan tungkai Khelisera merupakan sepasang
organ yang digunakan untuk menaklukkan mangsa atau menggigit sebagi bentuk
pertahanan kalau terancam. Pada beberapa kelompok laba-laba alat ini digunakan
sebagai alat menggali (pada kelompok laba-laba penjerat), untuk mengangkut
mangsa dan membawa kantung telur pada beberapa laba-laba lainnya.
Setiap
khelisera terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian gigi taring
yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah dan akan bergerak
saat berfungsi. Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus tempat
keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kelisera.
Mulut laba-laba terletak tepat di belakang kelisera. Sebagian besar laba-laba
mempunyai 8 mata terletak di bagian depan sefalotoraks.
Pada
bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada
bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk
kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang
merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang
abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein
elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus
yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Laba-laba
bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ
respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.
Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal = tubulus) Malpighi. Tubula
Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di
dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.
Selain
Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar
koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa
(segmen pada kaki insecta).
BAB III
PENUTUP
I.
Simpulan
Sama seperti makhluk hidup pada umumnya,
laba-laba juga beradaptasi dengan caranya sendiri. Laba-laba dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan menyesuaikan fungsi organ dan bentuk tubuhnya.
Contohnya, laba-laba mampu mengeluarkan benang sutra, kemudian laba-laba
membuat jaring untuk menjerat mangsanya. Jaring laba-laba juga berfungsi
sebagai rumah bagi laba-laba.
Meskipun
tidak sesempurna sistem organ pada manusia, sebagai hewan invertebrata
laba-laba mempunyai sistem organ yang cukup lengkap. Di dalam tubuh laba-laba
terdapat sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem pernapasan dan mungkin
sistem organ lainnya yang belum teridentifikasi.
II.
Saran
Dalam
praktikum membedah tubuh hewan invertebrata harus diperlukan kesabaran dan
ketelitian dikerenakan ukuran tubuhnya yang kecil. Alangkah baiknya jika hewan
tersebut masih dalam keadaan hidup dan masih sehat, kita tidak boleh
semena-mena langsung melakukan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate
(teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
http://asihnurhayati.blogspot.com/2009/02/morfologi-laba-laba.html